SABAR ITU ADA BATASNYA. MOSOOK SIH?!
Frase “sabar itu ada batasnya” seringkali diucapkan ketika marah sudah mencapai ubun-ubun. Kalau diumpakan balon, seperti mau mbledos. Dhuuaawr! Tapi, apakah benar berbatas? Mosoook sih? Kalau mau diucapkan dalam logat Malang-Suroboyoan, Mossshooookk seeee??!!
Sama halnya seperti kesabaran, kita seringkali membatasi diri dalam melakukan hal-hal lain dalam hidup. Misalnya, pengalaman saya dulu yang membatasi diri hanya mau bekerja di kota-kota sekitar provinsi Jawa Timur, pokoknya yang tidak jauh-jauh amat dari kampung halaman. Tidak seperti cerita Wonder Boy yang n̶d̶e̶s̶o̶ kagum melihat ramainya lalu-lintas kota Malang, saya lebih menyukai keadaan yang tenang dan sepi.
Jakarta memang bukan pilihan, bahkan kalau bisa harus dihindari. Namun memang kenyataan tak seindah harapan. Setelah beberapa kali melakukan ritual melamar-wawancara-gagal, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba melamar pekerjaan di Jakarta. Iseng dan sudah terlanjur buntu, meskipun belum buntu-buntu amat — masih menuju putus asa. Pikir saya waktu itu paling ya gagal maning - gagal maning. Untuk kali ini sepertinya kenyataan tak seburuk harapan. Saya diterima kerja di sebuah software house di Jakarta.
Senang? Tentu saja tidak! Rasanya malah takut dan stress sendiri membayangkan harus hidup di tengah hiruk pikuk kota metropolitan, jaaaauuuhhh dari keluarga dan kampung halaman.
Begitulah, dengan bekal motto “Budal ae timbang nganggur!” akhirnya saya memulai hidup di Jakarta. Ketakutan menjadi pengangguran memang lebih besar daripada ketakutan hidup di Jakarta. Di sinilah saya menemukan keluarga baru dari teman-teman senasib-sepenanggungan-seperhutangan, senior-senior yang baik hati dan a̶g̶a̶k̶ tidak sombong. Di sinilah saya mendapatkan pelajaran dan pengalaman-pengalaman yang bukan hanya belum pernah saya alami, bermimpi pun saya tidak berani. Kalau kamu mengira ini bakal menjadi kisah success story, maaf — tulisan ini tak seindah harapanmu.
Saya hanya ingin berbagi pengalaman tentang extend your limit, luaskan dan lampauilah batasanmu. Jadilah wonder boy, yang selalu wondering ke mana pengalaman hidup akan membawamu jika kamu mencoba melampaui batasan-batasanmu.
Luaskan batasanmu, jangan takut mencoba hal-hal baru. Jangan takut membuat kesalahan, dari situlah kamu akan belajar memperbaikinya dan menjadi lebih baik!
Sebelum saya terdengar seperti emak-emak karena kebanyakan ngomong Jangan, sebaiknya tulisan ini saya sudahi.