HAPPY WEDDING MY PARTNER IN CRIME!
Saya rasa, saya harus memposting satu artikel khusus untuk kawan dekat saya satu ini. Partner in crime. Kedengaran seperti orang yang melakukan kejahatan. Mungkin lebih tepatnya, kami ini sering melakukan ke-nekat-an. Kami sama-sama beruntung memiliki orang tua yang tidak melarang anak wedoknya untuk berpetualang. Main ke Pacitan, Solo, Surabaya, Malang, Probolinggo dengan naik motor adalah hal yang biasa kami lakukan. Saya sangat beruntung mengenal kawan saya satu ini. Karena beliaulah masa muda saya — sekarang juga masih muda, maksudnya masa-masa lebih muda — tidak hanya berkutat urusan sekolah dan bekerja. Karena kawan saya ini, saya memiliki keberanian meng-explore tempat-tempat baru. Mungkin kalau beliau tidak pernah mengajak saya dolan, kenangan masa (lebih) muda saya hanya tentang sekolah-rumah-kantor. Tidak seru untuk dikenang dan diceritakan ke anak-cucu kelak.
Saya senang dan bahagia — psssst… dengan sedikit iri tentunya! — karena kawan saya ini akhirnya menemukan belahan hatinya dan menikah setelah bertahun-tahun masa pencarian dan menjomblo. Sebagai kawan dekat, tentunya saya tahu kisah-kisah cintanya sebelum ini. Beliau ini adalah laku hidup dari “weton ora pas, asmara kandas”. Satu lagi yang saya berterima kasih pada beliau adalah sikap beliau yang mencontohkan nerimo, ikhlas dan sabar dalam masa-masa single dan pencarian. Meskipun, memang agak sedikit sedih karena tidak ada yang mengajak dolan lagi, tapi saya benar-benar bahagia atas kebahagiaan kawan saya ini. Selamat menempuh petualangan hidup baru kawan!