ke-malu-an
Hari-hari ini, banyak dihadirkan kejadian yang bikin nelangsa. Orang sudah tidak malu lagi melakukan hal-hal buruk dan jahat secara terang-terangan. Pertimbangan buruk di sini, buruk untuk dirinya sendiri (dalam perspektif jangka panjang) dan buruk bagi orang lain. Dan lebih parah, hal tersebut dimaklumi dan diwajarkan oleh banyak orang.
Kekhawatiran saya adalah batas yang mulai kabur antara nilai-nilai baik dan buruk. Jika orang-orang terbiasa memaklumi sebuah ketamakan, kecurangan, dan kelicikan maka suatu saat moralitas masyarakat tersebut akan mengalami pergeseran nilai.
Semoga masih banyak orang yang menyadari dan menjaga kemanusiaannya. Menjaga dan melakukan nilai-nilai yang menjadikannya manusia, makhluk yang mulia di antara yang lain. Semoga sampean dan saya diberikan kekuatan dan konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai luhur manusia di tengah keadaan yang semakin gila. Menjaga batas antara yang baik dan buruk tetap jelas. Bisa dimulai dengan menumbuhkan atau memelihara kalau sudah punya rasa malu, pekewuh, dan sungkan ketika akan melakukan atau masih memiliki niat untuk melakukan hal-hal buruk. Mulai dari diri sendiri dan lingkaran terdekat, keluarga. Mari menjaga akal sehat dan semoga menjadi kumpulan masyarakat yang berakal sehat. Semoga.
Maret, 2024.