Keingintahuan dan Keterbatasan

Nisaluthfi
2 min readMay 13, 2023

--

Manusia terikat dengan batasan-batasan (limitation). Telinga hanya bisa mendengar suara dengan frekuensi tertentu. Mata hanya bisa melihat cahaya dengan rentang gelombang yang spesifik. Lama hidup yang memiliki batas waktu.

Dengan segala keterbatasannya, manusia berusaha memahami dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Salah satunya melalu sains. Sains sebagai metodologi untuk memahami suatu objek melalui pengujian hipotesa-hipotesa (hypothesis) berdasarkan data yang telah tersedia. Mengatakan bahwa sains = kebenaran (science = truth) adalah tidak sepenuhnya benar. Karena ia hanyalah sebuah metode untuk memahami.

Sains dilakukan oleh manusia (scientist). Dengan perbedaan latar belakang dan budaya, setiap manusia memiliki sistem kepercayaannya sendiri (system of faith). Karenanya, segala hal yang dihasilkan olehnya pasti memiliki bias. Pengamatan manusia terhadap suatu objek atau peristiwa tidak akan pernah benar-benar akurat. Hasil pengamatannya akan selalu diperbarui sesuai dengan data temuan dan pengetahuan terbaru. Dinamis, terus-menerus seperti itu (iteratively).

Ada sebuah perumpamaan, jika kebenaran (truth) adalah 1+1=2 maka yang dapat manusia lakukan adalah terus mencari tahu untuk mendapatkan pemahaman yang hasilnya 1+1 bukan 1000, 1+1 bukan 3, dan seterusnya.

Teruslah mencari, keep your curiosity on! Dan semoga kamu sampai pada pemahaman yang memang menjadi kapasitasmu (limitation).

Sumber video

  1. Agustin Fuentes (The Well), Can you separate science from the scientist https://youtu.be/HFYro2HoF5I
  2. Sabrang MDP, 1+1=2 atau bukan 1000 https://youtu.be/xjcZOm68HJM

--

--

Nisaluthfi
Nisaluthfi

Written by Nisaluthfi

𝘸𝘳𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨 tresno jalaran soko kulino

No responses yet