NYALA ASA
Harapan bagai pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menjaga asa untuk tetap menyala, semangat untuk terus maju melanjutkan hidup selangkah demi selangkah. Di sisi lain, ia bisa memadamkan asa, bila kenyataan yang terjadi jauh darinya. Begitukah?
Bila insan memiliki harapan akan suatu keadaan. Entah itu angan yang membumbung tinggi ke angkasa. Atau hanya angan sebatas angin, berhembus di sekitar kenyataan sebatas akal pikiran. Sejatinya, ia harus selalu mustaid dengan segala kemungkinan. Tak jadi apa jikalau harapan terpenuhi. Yang jadi soal jika angan dihempaskan realitas. Lantas harus apa?
Memahirkan hati dalam mengolah rasa, tangguhkan diri. Berkawan dengan kekecewaan. Akrabi kesedihan. Akhirnya, bukan pada harapanlah kesalahan itu ada. Tapi pada apa dan siapa harapan itu ditempatkan. Tempatkan dan gantungkan ia pada Sang Maha Kasih, Rahman Rahim. Sisanya, takkan jadi soal.
Perhentian sunyi, 18 April 2021