PUASA LOMBOK
Pagi ini saya hampir menangis takut kalau uang di dompet tidak cukup untuk membayar belanjaan. Bayangkan, satu ons (100 gram) cabe rawit saja sudah 13 ribu sendiri. Kalau bukan titipan emak tersayang pasti sudah saya kembalikan atau saya belikan ayam kesukaan saya yang hanya 9 ribu per ¼ kg.
Sebagai orang yang memegang teguh filosofi “ora pedes ora enak” keadaan ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Tapi demi kesehatan dompet dan (mungkin) perut, saya harus mengambil langkah yang radikal: puasa lombok. Dengan uang 130 ribu di dompet, orang dengan pikiran waras pasti akan lebih memilih nge-rawon 1 kg daging daripada ngeremus 1 kg lombok. Tapi apalah enaknya rawon tanpa sambal terasi. Haduh. Ahsu…dahlah.
Hidup memang penuh pilihan dengan segala resiko dan konsekuensinya.