SAIL AWAY (SETAHUN)
Setiap hari — setiap saat kita hidup dalam kemungkinan-kemungkinan dan harapan, mengakrabi ketidakpastian. Orang bilang hanya dua hal yang pasti dalam hidup. Pertama, kematian dan yang kedua, pajak. Saya tidak yakin dengan yang terakhir karena terbukti banyak orang bisa menghindarinya. Tapi tidak seorang pun bisa menghindar dari kepastian yang pertama.
Tepat hari ini, 4 April, setahun yang lalu, Om menemui kepastiannya.
Semasa hidup beliau dekat dengan keponakan-keponakannya. Sepupu termuda saya, masa kecilnya dihabiskan dengan bermain-main di tempat kerja beliau. Om sering mengajaknya ikut serta saat bekerja. Di antara saudara-saudara lainnya, hanya Om yang punya mobil — yang lebih seringnya beliau gunakan untuk ngangkuti kami, bocil-bocil keponakannya.
Beliau tidak pernah tega melihat keponakan-keponakannya nganggur saat hari libur. Ajakan “ayo dolan” nya yang sering membawa kami ke Sarangan atau Ngebel. “ayo ngopi” nya membuat malam minggu dan hari-hari libur kami berwarna. Menikmati secangkir kopi dan jadah bakar di pinggiran kota atau jagung bakar di alun-alun. Kami sering ngomel dan bersungut-sungut pada beliau di hari Lebaran karena memaksa kami bersilaturahmi ke rumah orang yang kami tidak paham siapa mereka — yang ternyata masih ada hubungan saudara. Om yang membuat kami sering berkumpul bersama dan mengajarkan kami silaturahmi.
Terima kasih atas semuanya, Om. Sampai jumpa.