Thanks God! Pak Brian ditolak Twitter dan Facebook

Nisaluthfi
3 min readApr 15, 2021

--

Kamu mungkin pernah membaca atau mendengar kisah tentang seorang petani yang memiliki seekor kuda tua untuk membantu membajak sawahnya.

kuda (bukan) lumping karena ndak makan beling

Suatu hari, kuda itu melarikan diri dan berlari kencang. Sang petani tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika tetangganya mengucapkan rasa simpati atas kehilangannya, dia berkata “Good? or bad? Who knows?”

Beberapa hari kemudian, kudanya kembali dengan membawa seekor kawanannya. Sang tetangga pun mengucapkan selamat atas kembalinya kuda petani. Namun sekali lagi, dia menjawab “Good? or bad? Who knows?”

Anak laki-laki Sang petani mencoba menjinakkan salah satu kuda liar itu. Dalam usahanya, dia terjatuh dari punggung kuda dan mematahkan kakinya. Setiap orang berpikir itu hal yang buruk. Namun Sang petani menjawab “Good? or bad? Who knows?”

Beberapa minggu kemudian, ada serombongan tentara memasuki desa untuk merekrut pemuda yang sehat menjalani wajib militer. Karena kakinya yang patah, anak laki-laki Sang petani tidak diikut sertakan. Lagi-lagi Sang petani berkata “Good? or bad? Who knows?”

Kisah Sang petani di atas mengajarkan tentang perspective atau cara pandang. Ketika suatu hal terjadi, beliau bersikap terbuka pada segala kemungkinan-kemungkinan. Seringnya adalah ketika hal yang (belum tentu) buruk terjadi, kekecewaan dan kesedihan memang tidak bisa dihindari. Saya tidak bermaksud menyalahkan rasa sedih, kecewa, marah, atau emosi negatif lainnya. Itu hal yang wajar dan manusiawi. Yang perlu kita pelajari adalah cara menyikapinya. HAH, kita? Iya. Karena saya pun, sampai saat ini juga masih belajar mengubahnya.

Menghindari bersedih secara berlebihan mungkin bisa jadi langkah awal. Jika gagal maning-gagal maning dalam hidup, apapun itu — lamaran kerja ditolak, putus cinta dan sejenisnya, bersedih dan menangis seperlunya. Usahakan untuk terus bersikap terbuka pada kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.

source: https://twitter.com/brianacton/status/1895942068?lang=en
source: https://twitter.com/brianacton/status/3109544383?lang=en

Kamu kenal Pak Brian Acton? Sama. Saya juga ndak kenal. Saya hanya pernah membaca tweet-tweet beliau. Bukannya tenggelam dalam rasa sedih dan putus asa, ketika ditolak twitter dan facebook, beliau tetap bersikap terbuka pada segala kemungkinan-kemungkinan. Kalau beliau menyerah pada keadaan, kita mungkin tidak akan bisa ber-whatsapp ria dengan gebetan atau Emak-Bapak. HAH, kita? Lagi? Iya. Kita ini kan, (hampir) semua pengguna whatsapp.

Begitulah, hidup memang hanya 1% kepastian, sisanya 99% adalah semoga, semoga, dan semoga yang terus diusahakan.

Meskipun sedih, jangan kehilangan harapan pada hari esok. Seperti lagu yang dinyayikan oleh Gerry and The Pacemakers

when you walk through a storm
hold your head up high
and don’t be afraid of the dark

at the end of the storm
there is a golden sky
and the sweet silver song of a lark …

Jadi, inti dari tulisan ini adalah ucapan terima kasih kepada twitter dan facebook karena telah menolak Pak Brian Acton. HAH??

--

--

Nisaluthfi
Nisaluthfi

Written by Nisaluthfi

𝘸𝘳𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨 tresno jalaran soko kulino

No responses yet